Ticker

6/recent/ticker-posts

KH. Miftachul Akhyar : Jangan Jadi Organisasi Yang Suka Membebek

ansor kota pekalongan, ansor kota batik, banser kota batik, rijalul ansor kota pekalongan, rijalul ansor kota batik, ansor barat, ansor selatan, ansor utara, ansor timur, PBNU, Rois Am PBNU, Harlah NU, Halaqoh NU, Pengajian NU

Ansorkotapekalongan.com - Malam ini (1/2) PCNU Kota Pekalongan menyelenggarakan Halaqoh dalam rangka Harlah NU ke-101. Bertempat di Gedung Aswaja, seluruh Banom dan lembaga NU se-Kota Pekalongan hampir memenuhi Gedung. Hadir dalam Halaqoh tersebut, KH Miftachul Akhyar, Rois 'Am PBNU. Kemudian hadir pula Rois PWNU Jawa Tengah, KH. Ubaidillah Shodaqoh,

"Baru periode ini, Kota Pekalongan didatangi Rois 'Am PBNU."tutur H. Muhtarom, dalam sambutannya ditengah hujan lebat yang mengguyur Kota Pekalongan..
"Namun mohon maaf kyai, warga NU Kota Pekalongan, kalau turun hujan lebat seperti malam ini, banyak yang tidak bisa hadir karena menjaga rumahnya dari tamu yang tidak diundang, alias banjir/rob." lanjut H. Muhtarom.

Sebelumnya, acara dimulai dengan parade Mars Banom. Dimulai dari penampilan Mars Muslimat NU, kemudian Mars Ansor, Mars Banser, Mars IPNU, Mars IPPNU dan Mars PMII. 
Suasana hujan lebat di luar gedung tidak terdengar, ketika masing masing Banom menyanyikan Mars secara bergantian. 

KH. Ubaidillah Shodaqoh tidak memberikan sambutan panjang lebar, beliau hanya menekankan bahwa warga NU harus Sam'an wa Tho'atan kepada Pimpinan. "Dalam hal apapun, kalau kita Sami'na wa Atho'na kepada pimpinan, maka kita tidak akan bingung menghadapi hal hal yang terjadi, termasuk agenda Pemilu."tutur beliau.

"Sam'an wa Tho'atan merupakan pusaka bagi Nahdlatul Ulama."ungkap KH Miftachul Akhyar dihadapan peserta Halaqoh Harlah NU Kota Pekalongan.
"Ada 2 pusaka yang menjadikan NU seperti bayi tabung, ketika baru lahir langsung membesar, bahkan melebihi organisasi yang berdiri sebelumnya. Sekarang ini, warga NU hampir menyentuh angka 60% dari jumlah Penduduk Indonesia, Organisasi yang sangat besar. Organisasi yang pasti diperebutkan partai partai, terlebih ketika Pemilu seperti sekarang ini."

Menurut beliau, pusaka yang pertama adalah Tabayun, dan yang kedua adalah Sam'an wa Tho'atan. "Pada era Orde Baru, NU benar benar dipinggirkan, tapi berkat 2 pusaka tersebut, NU semakin kuat dan semakin membesar hingga saat ini. Makanya kita harus bisa mengambil sikap, menentukan pilihan. Jangan sampai diacak acak seperti dulu." Lanjut beliau.

Beliau juga mengingatkan bahaya dari menjadi umat yang latah atau umat imma’ah (membebek atau mengikut-ngikuti), yakni umat yang mudah dipengaruhi kabar yang tersiar, sehingga menjadi umat yang tidak punya pendirian. "Tabayun ini bisa menjadi benteng, agar kita tidak mudah dipengaruhi berita Hoax yang beredar."

Beliau mengutip hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan At Tirmidzi yang berbunyi:

لا تكُونُوا إمَّعةً تقولُونَ: إنْ أحسنَ النَّاسُ أحسنَّا وإنْ ظلمُوا ظلمْنَا، ولكِنْ وطِّنُوا أنفسكم إن أحسنَ النَّاسُ أنْ تُحسِنُوا وإنْ أساءُوا فلا تظلِمُوا

“Janganlah kalian menjadi Umat imma’ah. Umat yang latah. Umat yang mudah dipengaruhi. Umat yang mudah ikutan. Umat yang tidak mempunyai pendirian. Umat yang tidak menunjukkan jati dirinya.” 

Rasulullah SAW, lanjut KH Miftachul Akhyar, mengingatkan umatnya untuk tidak menjadi umat imma’ah. Tetapi harus menjadi umat yang berpendirian, dan menjadi umat yang berkepribadian. 
“Jangan seperti itu (menjadi umat yang latah) kata Rasulullah, watthinu anfusakum yaitu mantapkan pendirianmu. Tunjukkan kepribadianmu,” lanjutnya. 

"Pimpinan di PBNU pasti sudah memikirkan, sudah berijtihad ketika akan membuat sebuah keputusan besar. Apalagi menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga kita yang di bawah PBNU tinggal Sam'an wa Tho'atan saja terhadap arahan dari Pimpinan."tutur beliau mengakhiri sambutannya. 

ansor kota pekalongan, ansor kota batik, banser kota batik, rijalul ansor kota pekalongan, rijalul ansor kota batik, ansor barat, ansor selatan, ansor utara, ansor timur, PBNU, Rois Am PBNU, Harlah NU, Halaqoh NU, Pengajian NU


Posting Komentar

0 Komentar